Kamis malam nya pulang rapat hubby mampir ke 21 beli tiket nonton Fast n furious 6 hari pertama tayang pulak, dan kita dapet jam 9 malam, dan selesai nonton jam 11 malam aku masih sempat makan sepiring nasi goreng pete yang sebaiknya dihindari sama orang menjelang melahirkan, aku pikir emang belum saatnya nglairin jadi nggapapa lah..
Sampai di hotel hampir jam 12 malam, sebelum tidur, aku elus2 perut dulu sambil ngobrol sama adhebebi, "nak, waktu kita di Semarang tinggal sampai besok pagi jam 9, setelah itu kita balik ke Pekalongan, kalau kamu mau dilahirkan disini dan ditungguin ayah, lebih cepat keluar lebih baik, hihihi"
4 jam kemudian...
sekitar jam 03.30, perutku luar biasa mulasnya, aku ke kamar mandi dan keluarlah lendir darah yang cukup banyak, langsung aku bangunin hubby yang lagi nyenyak banget tidurnya
"bebi, aku kontraksi, kayanya mo nglairin deh"
"oh, iya, iya, aku siap2 dulu, mana aja yang harus dibawa?" suamiku tanggap banget dan sepertinya ngantuknya ilang seketika
"itu semua yang di tas udah aku siapin kok, aku pake jilbab dulu"
dan setelah itu kita turun ke lobi, memesan taxi dan menyusuri gelapnya pagi menuju RS Telogorejo, rumah sakit yang akhirnya kami pilih karena lebih dekat dan dapet beberapa testimoni dari teman Pertamina juga, dan udah tiga kali juga sempat kontrol kehamilan dan jantung juga di RS ini.
Sampe di RS hubby nyelesein pendaftaran, sementara aku langsung tiduran di UGD sambil nunggu dijemput bidan VK.
Sambil aku telfon ibu "bu, aku kaya nya mau lahiran deh, ini udah kontraksi, keluar bloodslim jg, ibu mau kesini jam berapa?"
"wah, beneran udah ya, yasudah, nanti ibu kesananya abis pulang kantor ya, ini kan hari jumat, jadi pulang cepat, yaa sekitar jam 1 ya, nunggu Bapak pulang jumatan"
hihi, punya ibu bidan emang gak kelihatan paniknya, aku juga ngerti sih karena udah kita perkirakan jam 1 siang kemungkinan juga belum lahir.
lumayan lama juga nih nunggu di UGD, sampe habis subuh baru bidan nya datang karena saat itu memang pasien bersalin lagi full dan tenaga nya juga terbatas, gapapa deh karena sambil nunggu tadi aku sempet narsis dulu, buat kenang-kenangan, abis foto selesai langsung dah meringis lagi ngrasain kontraksi datang
apaaaah?? kirain udah 5 aja, abis sakit bangeet, dan saat itu aku langsung dibawa ke ruang bersalin.
sampai di kamar, aku dipakein baju ganti dari RS nya, ada makan minum dan snack cuman ngga ada selera sama sekali, paling minum juice nya terus tidur.
Jam 1 siang aku dibangunin lagi buat periksa dalam, alhamdulillah udah pembukaan 5, dan bapak ibu masih belum datang, aku coba telfon, aku pikir udah dijalan, ternyata ibu bilang kalau beliau lemas sekali seperti mau pingsan, jadi berangkat ke semarangnya ditunda barang 1 atau 2 jam lagi, yasudah, yang penting aku minta terus didoakan.
makin lama kondisiku makin lemah karena dari pagi ngga makan, cuman minum jus dan sari kurma aja, ditambah lagi intensitas kontraksi yang luar biasa, aku menangis,,
Jam 5 sore bapak ibu masih belum datang, karena terjebak macet di kendal, yang seharusnya waktu tempuh cuman 2 jam, kali ini hampir 5 jam!
Jam 6 sore pembukaan udah lengkap, 10 cm, dokter Samuel yang kami pilih sedang keluar kota, jadi digantikan dengan dokter Ari, orangnya sabaaar banget,
aku benar-benar kehabisan tenaga, untuk terlentang saja aku harus dibantu, mengejanku ngga menolong penurunan kepala baby sama sekali, aku mengejan dengan posisi miring. tak ada kemajuan. mustahil diteruskan secara normal
Dokter Ari menyarankan untuk SC saja, karena jika terlalu lama babyku bisa asfiksia mengingat ini anak mahal, 3 tahun ditunggu, baiklah,dan kamipun setuju, aku juga sadar kekuatanku saat itu benar2 tidak bisa diandalkan.
Jam 7 malam aku masuk ruang operasi, selama belum di anestesi aku sering berteriak, ini benar2 sakit, kontraksinya kuat tapi kepala bita ngga bisa turun, setelah dokter anestesi datang dan menyuntikkan obat bius lokal di daerah lumbal, dunia berubah, rasa sakitnya benar2 hilang, tapi rasanya dingin sekali sampai aku menggigil dan minta kedua tanganku diselimutin.
Jam 7.40 bayiku lahir kedunia, aku mendengar tangisanya, aku tanya, perempuan atau laki2, bidan jawab perempuan, alhamdulillah, karena memang kita sudah menyiapkan nama perempuan dan sudah sering memanggilnya Bita. kemudian bidan menempelkanya ke pipiku, lucu sekali, aku lihat bulu matanya lentik. cantik.
Bita dibawa keluar ruangan,bertemu ayah, oma, opa dan tante nya, sedangkan aku harus pemulihan dulu di icu,
ah, lelah sekali rasanya, tapi aku bahagia, ingin segera masuk ruangan dan memeluk Bita kecilku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar